Selasa, 01 April 2008

koksidiosis

selamat datang di blog cuma-cuma,

tentang aku:
aku bernama tia, sekarang aku masih berkuliah di fakultas kedokteran hewan banda aceh, asal ku dari kota sabang yang kecil namun cukup asik.cukup ini saja keterangan dari ku?hehe....

mah_des_ja@yahoo.com



Koksidiosis
Penyakit karena protozoa pada ayam, yang paling dikenal adalah Koksidiosis dengan gejala utama berak darah. Peternak pun mengenal penyakit protozoa lain seperti malaria unggas dan Leucocytozoonosis.
Koksidiosis, penyakit menyerang sistem pencernaan. yang ditimbulkan oleh Koksidia disebabkan oleh berbagai spesies genus Eimeria. Saat ini diketahui terdapat sembilan spesies Eimeria yang menyerang ternak ayam dengan enam spesies di antaranya bersifat patogenik (menimbulkan penyakit) dan menyebabkan penyakit.
Suatu riset menyebutkan, biaya pengobatan dan pemberian aditif pakan anti-koksidiosis tidak kurang dari US $ 300 juta per tahun untuk seluruh wilayah penghasil unggas dunia. Bukankah itu harga yang teramat mahal yang harus dibayar jika peternak lalai melakukan tindakan pencegahannya?
Infeksi berawal dari tertelannya ookista yang telah mengalami sporulasi. Ookista ini dapat ditularkan secara mekanik melalui anak kandang, peralatan kandang atau litter yang tercemar. Ayam yang telah terinfeksi Eimeria tenella dapat dikenali dari jenggernya yang kelihatan pucat, disamping kotorannya bercampur darah.
Koksidia dapat menyerang setiap saat setelah anak ayam berumur 2 minggu. “Jangan biarkan penyakit pembunuh ini menyerang tiba-tiba. Pendarahan dan kotoran berwarna hitam adalah indikasi awal dari penyakit ini, terutama Koksidiosis jenis cekak (cecal). Anak ayam yang terinfeksi bulunya tidak mulus, aktivitasnya di bawah normal dan nafsu makan dan minumnya berkurang,” kata narasumber Infovet.
“Jangan menunggu sampai semua ayam di kandang menunjukkan gejala yang sama baru mengambil tindakan pengobatan. Begitu kelihatan ada tanda yang mengarah pada penyakit itu, segera obati,” saran narasumber Infovet.
Narasumber itu menguraikan, agar ayam terhindar dari berak darah, harus dilakukan langkah-langkah pencegahan seperti pengaturan sistem ventilasi udara yang baik, pengaturan kepadatan kandang yang sesuai dengan kapasitasnya dan penyediaan tempat pakan dan minum yang cukup.
Khusus untuk pengaturan tempat air minum, sebaiknya menggunakan tempat minum nipple drinker agar tidak banyak air yang tumpah ke litter. Hal ini dapat mengurangi resiko kelembaban tinggi pada litter. “Jangan lupa berikan koksidiostat (pencegah berak darah) kimiawi dan ionoforik untuk broiler dan koksidiostat sintetik untuk induk dan pullet petelur sesuai dengan petunjuk yang ada,” tegasnya.
Menurutnya, ventilasi yang baik dapat mencegah penyakit yang disebut Koksidiosis. Apabila penyakit ini menyerang, ayam akan banyak yang mati dan yang bertahan hidup akan cacat seumur hidupnya.


Etiologi

•Genus Isospora : Eimeria canis, E. felina, Isospora bigemina, I. rivolta, I. canis dan I. felis.
•Cryptosporidium diperkirakan juga termasuk protozoa yang menyebabkan koksidiosis akut.

Patogenesis

Anjing atau kucing yang terinfeksi melepaskan ookista koksidia di dalam feses. Pada kondisi yang lembab dan hangat, ookista bersporulasi menjadi stadium infektif dalam 3-5 hari.
Anjing terinfeksi jika memakan pakan atau minum yang terkontaminasi tanah atau feses yang mengandung ookista infektif . Didalam usus, ookista ruptur dan melepaskan sporozoit, yang kemudian akan melakukan penetrasi ke dalam sel epitel usus, kemudian berkembang biak di sana, dan akhirnya merusak sel hospes.
Mekanisme yang lain, yaitu koksidia dapat ditularkan secara vertikal. Anak anjing dapat terinfeksi koksidia sebelum dilahirkan jika induk terinfeksi koksidia semasa masih menjadi anak anjing dan menjadi carrier.

Gejala Klinis

•Anak anjing atau kucing yang terserang koksidia menunjukkan gejala yang berkarakter dengan diare 3 hari pasca infeksi, yang bersifat mukoid. Darah di dalam tinja akan mulai tampak pada hari ke 4-6.
•Hewan yang terinfeksi koksidia juga akan mengalami dehidrasi, anemia, kurus, lemah dan akhirnya mati.
•Beberapa penderita juga menunjukkan gejala pernafasan atas yang ditunjukkan dengan batuk-batuk.
•Anjing atau kucing dewasa yang terinfeksi biasanya asimptomatis, tapi dapat menularkan penyakit pada hewan lain dan menyebarkan ookista infektif ke dalam lingkungan melalui kontaminasi feses.

Diagnosa

Diagnosa koksidiosis adalah dengan mengamati gejala klinis dan identifikasi ookista dalam sampel feses menggunakan larutan sukrose α-flotation atau pengecatan khusus misalnya pengecatan asam cepat untuk Cryptosporidium.
Diagnosa banding koksidiosis adalah infeksi-infeksi enterik akibat virus dan penyakit-penyakit intestinal akibat parasit yang lain (Spirocerca lupi pada anjing dan Toxoplasma gondii pada kucing).

Nekropsi

Usus halus dipenuhi massa yang bercampur lendir dan darah, dinding usus menebal dan pada mukosa tampak petekiae disertai ulcerasi di berbagai permukaan usus halus.
Pengobatan
•Pengobatan terhadap koksidiosis utamanya adalah untuk mengendalikan diare, mencegah dehidrasi dan anemia, serta mengeliminasi organisme infektif.
•Pada kasus akut, penggantian cairan sangat penting.
•Sulfadimethoxine 55 mg/kg PO pada hari pertama kemudian 27.5 mg/kg selama 4 hari atau hingga anjing tidak menunjukan gejala infeksi isospora dan pada pemeriksaan sampel feses negatif ookista.
•Sulfadiazine 30 mg/kg PO tiap hari sampai 14 hari.
•Tribison 15-30 mg/kg PO dua kali sehari.
•Tortrazunil 7 mg/kg 2-5 hari
•Koksidia dapat dikendalikan dengan sanitasi yang tepat, pembersihan lingkungan dengan larutan amonium hidroksida yang kuat dan pemanasan permukaan kandang yang pernah mengalami serangan koksidia.


air minum....

Mengenal Air
Air adalah sebuah zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan
bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan
mendidih pada suhu seratus derajat celcius. Ahli kimia mendefinisikannya terdiri dari dua
unsur yaitu oksigen dengan dua ‘lengan’ menggandeng hidrogen membentuk satu
kesatuan disebut molekul.
Setiap tetes air yang kita lihat terkandung didalamnya bermiyard-milyard molekul tadi
yang saling tumpang-tindih, yang tidak dapat kita lihat dengan mata kita. Indera kita
hanya mampu untuk melihat wujudnya sebagai zat cair, kita rasakan dengan tangan dan
lidah seperti layaknya air, kita baui dengan hidung sebagai salah satu tanda akan
kualitasnya.
Air yang ada di alam ini pada hakekatnya semua adalah timbunan molekul-molekul
‘pasangan oksigen dan dua hidrogen’ tadi. Masalah letak dimana air berada dan
bagaimana kondisi air adalah sekedar ada apa dan berapa banyak terdapat molekulmolekul,
unsur, atau zat lain yang tersisip diantara timbunan molekul air.
Di udara molekul-molekul tadi saling berjauhan letaknya tersisip diantara zat-zat udara.
Di comberan molekul-molekul air tadi tersisip oleh dominasi kotoran padat baik yang
berujud partikel sampai serbuk, baik itu benda mati maupun makluk hidup. Di bak mandi
anda yang sepertinya bening dan bersih, molekul kadang tersisipi oleh partikel halus besi
dan mangan, sehingga sekali waktu anda perlu membersihkan permukaan bak mandi
anda dari warna kuning-kecoklatan yang timbul karena partikel halus besi dan mangan
tadi lebih suka untuk menempel di dinding dan dasar bak mandi anda. Di laut molekul air
banyak tersisipi oleh mineral garam-garaman dan jutaan makluk hidup yang disebut
plankton tiap kubiknya.
Ditubuh kita pun, terdapat trilyunan molekul-molekul air tadi tersisip di hampir semua
organ tubuh terutama otak, darah, paru-paru, jantung, ginjal, otot dan hati. Yang secara
total bisa dikatakan lebih dari tujuh puluh persen bagian tubuh kita sebenarnya adalah air!
Secara umum bagi tubuh kita air bermanfaat sebagai zat yang membersihkan tubuh kita
saat kita mandi. Sebagai media penghangat bila kita berendam di air hangat di saat kita
kedinginan. Atau pun sebaliknya sebagai media penyegar bila kita guyurkan di anggota
badan di saat kita kegerahan.
www.pitoyo.com halaman 8 dari 74
Sedang secara khusus di dalam tubuh kita adalah antara lain sebagai media pembawa
dengan cara melarutnya nutrisi-nutrisi yang bersama darah akan diedarkan ke seluruh
organ tubuh yang membutuhkan, termasuk juga melarutnya sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh antara lain melalui keringat, urine, ingus, dsb.
Air juga berfungsi sebagai penjaga suhu tubuh. Pernahkah anda tahu bahwa kita hidup di
muka bumi ini yang suhunya bisa terentang antar minus dibawah nol derajat celcius di
Alaska sampai bisa di atas tiga puluh lima derajat celcius di daerah gurun, tetapi mengapa
suhu kita manusia sehat tetap pada sekitar tiga puluh enam derajat celcius? Air-lah yang
seolah berfungsi sebagai ‘regulator’ atau pengatur panas tubuh, ketika suhu udara lebih
tinggi dari suhu tubuh, sebagian air dalam tubuh akan ‘berkorban’ menelusup keluar
melalui pori-pori tubuh. Sehingga panas udara tidak sempat menaikkan suhu tubuh tapi
dibuat ‘sibuk’ untuk menguapkan air yang keluar dari pori-pori kulit.
Sedangkan bila suhu udara lebih rendah dari tubuh, air dalam tubuh ‘berinisiatif’ sebagai
katalisator untuk mengolah beberapa macam zat makanan sehingga terurai menjadi
energi panas untuk menjaga panas tubuh. Karena itulah bila kita berada di daerah dingin
kita dengan mudah akan selalu merasa lapar.
Air yang terkandung di dalam otot juga berfungsi sebagai pelumas bagi gerakan-gerakan
tubuh, sehingga ketika kita lari-lari pun tidak akan pernah terdengar suara berisik dari
tubuh seperti layaknya sepeda yang rantainya tidak pernah terlumasi.
Begitulah air dengan begitu banyak peran vital bagi tubuh kita. Sehingga pertanyaan
berikutnya adalah seberapa besar kemauan kita untuk mengerti benar bagaimana kualitas
air yang kita konsumsi ditengah semakin memburuknya kualitas air di alam oleh ulah
manusia.
www.pitoyo.com halaman 9 dari 74
Air Yang layak Dikonsumsi
Sebagai orang normal, setiap kita manusia pasti merasa perlu untuk mandi. Orang yang
kebetulan hidup di belahan tropis dunia biasanya secara rata-rata memerlukan paling
tidak dua kali sehari untuk mandi. Dan sebagian besar dari anda pasti pernah merasakan
mandi di lebih dari satu tempat, terutama bagi orang-orang yang berkesempatan untuk
melakukan perjalanan dari kota ke kota lain. Dari keadaan ini pernahkah anda merasakan
bahwa betapa rasa ‘segar’ air ketika kita mandi terasa berbeda-beda satu tempat dengan
tempat lain.
Anda yang pernah berlibur ke pantai dan merasakan senangnya mandi air laut. Ketika
tiba saatnya anda merasa selesai bersenang-senang mengguyur badan anda dengan air
laut, mengapa anda masih merasa perlu untuk paling tidak membilas tubuh dengan air
yang bersih.
Mengapa harus demikian? Karena pada dasarnya secara alamiah tubuh kita memerlukan
air tidak hanya sembarang air, tapi air yang memang layak dikonsumsi, dalam hal ini
dikonsumsi untuk mandi.
Tubuh kita mengharuskan kita yang ingin sehat untuk selalu minum paling tidak delapan
gelas per hari. Tapi suatu saat bila tiba-tiba anda disodor air dalam gelas untuk diminum,
dan anda berkesempatan untuk sesekali mengamati air tadi ternyata terdapat endapan
yang sangat halus di dasar gelas. Sepertinya kita tidak akan dengan mudah untuk sanggup
langsung meneguk air tadi.
Karena memang walaupun tubuh kita merasa haus dan membutuhkan minum,
pengetahuan dan naluri kita akan selalu mengingatkan kita bahwa apakah air yang kita
minum apakah air yang memang layak kita minum.
Pendefinisian air yang layak untuk dikonsumsi, secara mudah adalah dengan
mempercayakan sifat-sifat air pada semua panca indera kita untuk mengenalinya apakah
memang itu layak untuk dikonsumsi.
Tugas pertama yang paling mudah bisa kita serahkan kepada indera mata kita. Air yang
layak kita konsumsi adalah bila kita menempatkan air itu dalam wadah, ketika kita
melihat air dari atas, kita dengan mudah tahu kondisi baik warna dan corak dari dasar
wadah. Sukur-sukur anda mendapati air dalam wadah yang juga transparan, anda bisa
amati dari samping wadah, dari atas permukaan air sampai di dasar wadah, anda amati,
www.pitoyo.com halaman 10 dari 74
anda dengan mudah akan melihat pemandangan di latar belakang wadah secara jernih,
dengan tingkat kejernihan rata dari atas permukaan sampai dasar.
Setiap anda dapati kondisi keruh sebelum anda merasa yakin bahwa itu adalah air teh,
kopi atau minuman apa, lebih baik anda menahan rasa haus anda, daripada anda
meminum air yang mengandung sesuatu yang kita tidak tahu pasti itu apa. Anda dapati
jernih di atas, tapi anda melihat kumpulan endapan yang mungkin sangat halus untuk
dilihat, bisa jadi itu juga isyarat untuk anda sebaiknya tidak segera minum air itu.
Sebuah survey pernah dibuat bahwa partikel dalam air yang bisa dilihat dengan mata
telanjang adalah sampai dengan sebesar lima puluh mikron, atau setara dengan skala
terkecil penggaris anda, yaitu satu milimeter, skala terkecil tersebut dibagi duapuluh
sama besar!
Untuk konsumsi mandi, saya juga sependapat kalau kita sedikit melonggarkan peringatan
indera mata kita akan apa yang kita lihat dalam air di suatu bak mandi. Tapi yang jelas
sebelum mandi yakinkan anda bahwa apa yang anda bisa lihat di dalam air adalah cukup
aman bagi kulit anda terutama daerah sensitif seperti mata.
Sebagian orang percaya bahwa mandi di kubangan pun sesekali dapat berguna untuk
melatih daya tahan tubuh kita terhadap kemungkinan penyakit yang timbul. Menurut
pendapat saya, daya tahan tubuh hanya bisa dibangun untuk ketahanan kita terhadap
makluk hidup renik yang masuk ke tubuh kita seperti bakteri atau virus, yang akan
melatih sistem kekebalan tubuh kita untuk mengenali makluk hidup tadi dan membangun
benteng di tubuh agar tahan terhadap kontaminasinya.
Hanya saja ketika yang mau tidak mau kita hidup di jaman dimana telah terhampar
industrialisasi di mana-mana, rasanya sukar untuk percaya bahwa kubangan akan selalu
bebas dari limbah yang kemungkinan membawa zat-zat kimia atau zat-zat biologi,
bahkan mungkin zat-zat radioaktif, yang alih-alih akan melatih tubuh kita untuk
membangun sistem kekebalan tubuh, tapi malah mempengaruhi sel-sel tubuh kita
sehingga tumbuh tidak secara normal.
Mungkin masih untung bila suatu ketika kita bekubang di sungai, kemudian serta merta
timbul gatal-gatal di kulit. Karena bisa jadi akibat yang ditimbulkan baru bisa terasakan
puluhan tahun setelah kita berkubang.
Tugas kedua kita amanatkan kepada hidung. Saya katakan disini, hidung adalah sebuah
alat yang sangat canggih yang diciptakan oleh Tuhan, yang bisa mengindera sebuah
keadaan yang disebut bau, yang sampai sekarang teknologi manusia masih belum
sanggup untuk memformulasikan apa itu bau.
www.pitoyo.com halaman 11 dari 74
Sifat air yang layak dikonsumsi adalah air yang tidak berbau. Sebut saja ketika kita
disodori air untuk diminum, yang walaupun terlihat jernih tapi ketika air mendekati mulut
dan tercium bau layaknya comberan, kita kebanyakan orang biasanya serta merta
langsung merasa mual dan akan muntah. Sungguh inilah sebuah mekanisme ciptaan
Tuhan yang diperlengkapi pada manusia sebagai pertanda bahwa tubuh kita secara
alamiah hanya mau menerima air yang memang layak untuk dikonsumsi.
Tugas ketiga adalah indera peraba kita. Bisa kulit kita ketika air kita gunakan untuk
mandi, atau lidah ketika air kita minum, tapi ingat!..sebelum kita telan tentunya.
Pernahkah anda merasa setelah selesai mandi anda malah merasa kegerahan? Itulah
pertanda bahwa anda masih butuh air yang labih layak dipakai untuk mandi. Itulah hasil
‘laporan’ dari kulit anda yang mengisyaratkan bahwa air yang anda mandi sebelumnya
belum cukup layak untuk dipakai mandi.
Atau air yang anda minum yang seharusnya untuk disebut layak tidak berasa apa-apa,
tiba-tiba lidah anda merasakan asin, itulah pertanda air tersebut tidak cukup layak untuk
dikonsumsi.
Apakah itu cukup? Mungkin tidak lagi. Indera kita adalah sistem penanda awal yang
sebaiknya kita percayai. Artinya bila kita melihat pada air yang terdapat tanda-tanda
ketidak jernihan, menimbulkan bau –bau wangi sekalipun!-, dan kita rasakan adanya
sesuatu terkandung dalam air, sebaiknya jangan sekali-kali kita minum. Untuk mandi
bolehlah mungkin peringatan ini direspon secara lebih longgar.
Karena bagaimana pun juga ketika kita hidup dijaman yang serba modern dan maju ini,
ada hal yang ternyata kita masih belum bisa kendalikan adalah akibat sisa berupa limbah
yang mencemari air kita yang mana dapat saja terkandung di dalam air yang akan kita
konsumsi. Dan zat-zat berbahaya tadi ternyata ketika terkandung di dalam air bisa jadi
justru tidak memperlihatkan wujud dan warnanya –misalnya kesadahan yang baru terlihat
ketika air direbus-, tidak menimbulkan bau –telah dibuat secara teknologi sekarang ini
diciptakan berbagai macam racun serangga tanpa menimbulkan bau-, dan tanpa rasa –
kandungan radioaktif dalam air akibatnya hanya bisa terasakan bertahun-tahun
kemudian-.
www.pitoyo.com halaman 12 dari 74
Fakta akan pencemaran air
Dalam sebuah siklus yang disebut hidrologi, yang menjelaskan akan siklus air, pengertian
sederhananya air dimanapun dia berada adalah sama, perbedaannya adalah masalah
waktu saat sekelompok air itu berada pada suatu tempat tertentu dengan kondisi tingkat
kemurnian tertentu.
Karena bagaimana pun juga air adalah berjalan sesuai siklus yang kurang lebih misalnya
kita awali dari kumpulan milyaran kubik air di laut, karena panas matahari, menyebabkan
air dipermukaan mengisi ketidakjenuhan uap air di daerah atasnya. Uap air ini karena
sifat ringannya terbawa ke atas membentuk kelompok-kelompok yang kemudian
membesar dan membesar menjadi segulung awan.
Karena beda tekanan dan perputaran bumi, awan ini bergerak sehingga suatu ketika bisa
jadi menggumpal di atas sebuah daratan. Ketika semakin jenuh sehingga udara sudah
tidak bisa lagi menampung uap air dengan kadar kandungan lebih banyak lagi, kumpulan
uap air tadi lahir menjadi tetes air, sehingga jadilah hujan mengguyur daratan.
Ketika hujan mengguyur daratan semisal di atas puncak bukit, bagi bukit yang subur
ditumbuhi pohon, Pohon-pohon ini seakan menjadi penghalang air untuk dengan mudah
mengalir ke dataran yang lebih rendah, sehingga air lebih suka terserap masuk ke dalam
lapisan tanah membentuk semacam ‘sungai’ di bawah tanah, yang sebagian disedot di
pemukiman-pemukiman menjadi air sumur yang dikonsumsi untuk kebutuhan seharihari.
Dipakai, kemudian limbahnya dalam bentuk terlarut dalam air masuk ke selokan,
mengalir ke sungai dan akhirnya kembali ke laut.
Atau sebagian menempuh jalan lain, bila kebetulan hujan jatuh di daerah yang tanpa
pepohonan sehingga air lebih suka untuk langsung turun ke dataran yang lebih rendah
pada permukaan tanah, tanpa sempat terserap masuk ke dalam tanah. Kemudian sebagian
menggenang di daerah pemukiman, menggenang menjadi danau, sebagian masuk sungai,
begitu seterusnya akhirnya tetap kembali ke laut. Begitu seterusnya siklus akan tetap
demikian sebagai bagian dari kesetimbangan alam.
Sampai dengan kurang lebih tiga abad yang lalu, di titik manapun dalam siklus di atas
kita menampung air, rasanya tidak akan begitu berbahaya bila kita konsumsi. Karena
bilapun tercemar, cemaran yang terkandung dalam air tadi bersifat alami sehingga akan
selalu dapat memberi kesempatan kepada tubuh kita untuk melakukan adaptasi.
www.pitoyo.com halaman 13 dari 74
Tapi seperti yang sudah saya ceritakan di awal, kita sekarang telah hidup di jaman
industrialisasi dimana dampak limbah industri belum dapat kita kendalikan sepenuhnya.
Setiap tahun berjuta ton partikel padat terlepas di udara melalui cerobong asap pabrik dan
knalpot kendaraan sehingga mengkontaminasi awan yang terbentuk, sehingga hujan yang
turun pun dirasa dari hari ke hari semakin tinggi derajat keasamanya.
Setiap tahun berjuta kubik limbah cair keluar dari pabrik, yang bahkan para ahli
lingkungan pun terkadang tidak begitu yakin benar ketika membuat desain pengolah
limbah suatu pabrik, bisa berkata bahwa limbah cair yang dibuang sudah aman.
Industrialisasi yang berdampak proses urban sehingga tumbuh konsentrasi pemukimanpemukiman
padat, terkadang mengambil air tanah melalui sumur-sumur mereka melebihi
kemampuan air tanah tersebut menyediakan sediaan air yang cukup bagi kebutuhan
pemukiman tersebut. Sehingga yang seharusnya sungai bawah tanah tersebut ‘mengalir’
ke laut, gangguan keseimbangan ini menyebabkan justru perembesan air laut jauh dari
garis pantai. Kita dengar sekarang begitu banyak pemukiman kota besar yang sudah tidak
bisa lagi langsung memasak air sumurnya karena keruh dan terasa asin.
Belum lagi industri-industri yang didalamnya menghasilkan limbah kimia, limbah biologi
atau mungkin limbah radioaktif, yang bisa saya katakan di sini tidak ada seorang pun
yang berani merasa yakin dalam lubuk hati nurani mereka bahwa pengolahan yang telah
mereka lakukan terhadap limbah tersebut seratus persen aman.
Sehingga dalam kondisi fakta seperti ini terhadap kualitas air di sekitar kita, sudah
sepantasnyalah kita harus berusaha sadar dan memperluas wawasan untuk tahu dan yakin
bahwa air yang kita, keluarga kita yang kita cintai, semua umat manusia konsumsi ini
adalah aman.
www.pitoyo.com halaman 14 dari 74
Macam Cemaran dalam Air
Mari kita coba untuk lebih dalam mengenal secara garis besar bentuk-bentuk cemaran
dalam air. Untuk lebih mudah mengenal saya coba kelompokkan secara awam dengan
pengertian sebagai berikut :
• Kekeruhan dan warna
Seperti yang telah saya jelaskan di atas dalam rangka kita agar mudah mengenali
rupa air yang layak kita konsumsi. Kekeruhan dan warna adalah bentuk cemaran
yang paling mudah dikenali dalam air.
• Bau
Demikian juga bau, setiap ada tanda-tanda bau dari air, pasti adalah bentuk
cemaran akan kemurnian air. Karena air yang tidak tercemar sama sekali tidak
berbau.
• Rasa
Ini adalah baik rasa yang terasa di kulit ataupun rasa pada lidah. Air yang tidak
tercemar tidak memberikan sensasi rasa baik pada kulit maupun lidah.
• Derajat keasaman
Secara ilmiah mungkin banyak orang mengenal istilah pH sebagai indikasi derajat
keasaman dengan skala nol untuk kondisi asam sampai empatbelas untuk kondisi
basa. Angka tujuh adalah kondisi netral air dengan keadaan tanpa tercemar. Alat
ukur derajat keasaman yang paling mudah adalah dengan menggunakan kertas
yang disebut kertas lakmus bisa anda dapatkan di hampir setiap apotik atau toko
bahan kimia. Anda tinggal celupkan dalam air yang diuji, anda bandingkan hasil
perubahan warna kertas akibat pencelupan dengan indikasi angka pH yang
biasanya terdapat di kemasannya. Bila derajatnya ada disekitar enam sampai
delapan, cukup amanlah air tersebut dari segi derajat keasamannya.
• Konduktifitas
Ini adalah sifat menghantarkan listrik dalam air. Sifat ini dipengaruhi dengan
jumlah kandungan apa yang disebut sebagai ion bebas. Air murni adalah air yang
bebas kandungan ion bebas sehingga tidak menghantarkan listrik. Tapi tunggu,
pengertian untuk air yang layak konsumsi bagi kita manusia justru bukan air
murni, tapi air murni dengan sifat konduktifitas pada taraf wajar. Karena sifat
konduktifitas wajar ini diperlukan bagi metabolisme tubuh kita. Untuk lebih jelas
www.pitoyo.com halaman 15 dari 74
mengenai hal ini akan saya sampaikan sebab dan korelasi lebih jauh sifat ini, pada
bab-bab berikutnya.
• Kontaminasi Mikrobiologi
Ada batas-batas kandungan mikrobiologi –atau mungkin dengan bahasa
sederhana bisa diartikan makluk hidup yang sangat kecil tak tampak oleh matapada
air yang kita minum sehingga masih dapat diterima sistem kekebalan tubuh
kita yang justru akan melatih tubuh kita agar semakin canggih dalam
membentengi diri dari penyakit. Tapi selebih batas tersebut, dan bahkan mungkin
pada jenis mikrobiologi tertentu dimana sistem kekebalan tubuh kita rentan dan
tak mampu untuk mengakomodasinya, cemaran ini bisa sangat membahayakan
bagi tubuh kita. Mungkin saya akan memakai istilah ini dalam bahasa sederhana
sebagai makluk hidup mikro.
• Kesadahan
Atau beberapa orang secara ilmiah menyebut sebagai sifat ‘kekerasan’ air –lho,
air ternyata juga memiliki sifat keras-. Ini sebetulnya adalah jumlah kandungan
mineral dalam air. Air murni adalah bebas dari kandungan mineral. Tapi tubuh
kita sebenarnya juga butuh mineral, yang bisa diperoleh dari makanan atau air
yang kita minum. Jadi mungkin kandungan mineral sampai batas tertentu justru
dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan mineral yang berlebih tolok ukurnya bisa kita
lihat bila kita memasak air dalam teko, pada dasar teko terkadang didapati
semacam endapan putih keras rapuh seperti wujud garam-garaman. Itulah
kumpulan mineral tadi yang mengkristal dengan mudah pada panas tertentu. Bila
kita selalu mengkonsumsi air dengan kandungan mineral berlebih, mineralmineral
sisa dari kelebihan yang dibutuhkan tubuh kita akan menggumpal di
ginjal yang sering kita sebut dengan batu ginjal. Makanya kemudian terkadang
orang memilih meminum air dengan kandungan mineral minimum, dengan
harapan kebutuhan mineral tubuh tercukupi dengan mengatur pola makan yang
baik.
• Zat-zat terlarut dalam air.
Zat-zat ini bisa dalam bentuk padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang larut
dalam air, zat-zat ini kadang tidak mudah kita kenali wujudnya dalam air.
Sehingga diperlukan metode-metoda pengujian tertentu untuk mengetahui
kandungan zat-zat terlarut ini di dalam air. Bila anda kebetulan mengkonsumsi air
sumur sementara rumah kita terletak pada radius paling tidak kurang dari sekitar
lima kilometer dari industri terutama industri yang mengolah bahan kimia seperti
pabrik pupuk, kertas, larutan kimia, bijih plastik, dan pabrik kimia lainnya, ada
baiknya secara berkala paling tidak setahun sekali anda mengujikan contoh air
www.pitoyo.com halaman 16 dari 74
sumur anda ke laboratorium, yang demi jaminan kesehatan kita saya kira
pengujian ini tidak begitu mahal dari segi biaya.
• Kandungan Radioaktif
Air pada dasarnya tidak bersifat radioaktif. Tapi air bisa mengandung zat-zat yang
bersifat radioaktif. Ada alat indikator radioaktif yang bisa dengan mudah
mengenali sifat radioaktif dari sebuah zat. Tapi diluar itu semua, bila saja anda
tinggal dikota yang terdapat industri nuklir, anda bersama-sama masyarakat
sekitar anda punya hak untuk selalu mengawasi dengan seksama sistem
pengolahan limbah mereka. Ada tanda-tanda sedikit pun kelemahan sistem
tersebut, apalagi sampai ada bukti pencemaran terhadap air, secara hukum sangsi
yang cukup berat akan menimpa industri tersebut.

FISIOLOGI KELAHIRAN

Kelahiran atau juga sering disebut dengan istilah “Labor” merupakan kejadian fisiologis yang terjadi pada setiap betina yang mengandung. Bila foetus dalam keadaan mati dikeluarkan dari uterus sebelum lama masa kandungan disebut dengan “abortus”. Tetapi bila dilahirkan dalam keadaan hidup dan sebelum masanya disebut dengan “prematur”. Sedangkan foetus yang dikandung melebihi dari masa lama kebuntingannya disebut dengan “serotinus atau prolonged gertation period” penyebabnya terutama adalah tidak timbulnya kontraksi uterus.
Uterus akan mengeluarkan foetus dengan normal disebut dengan “Eutocia” dan diikuti oleh pengeluaran selaput foetus sebelum 12 jam dari sejak keluarnya foetus. Kalau lebih dari waktu tersebut placenta foetalis juga belum keluar pada sapi maka disebut dengan istilah “retensi placenta”. Sedangkan bila foetus tidak keluar secara normal akibat hambatan maternal atau foetal maka disebut dengan “distokia”.
Sebelum kelahiran didahului dengan beberapa tanda-tanda akan datangnya kelahiran. Tanda-tanda akan datangnya kelahiran pada semua spesies hewan pada umumnya sama antara lain adalah induk gelisah, ligamenta sacrospinosum relaksasi, edema pada vulva, lendir servik mencair, kolostrum telah menjadi cair dan dapat dikeluarkan dari puting susu, pada anjing dan kucing sering terlihat membuat sarang. Waktu dan intensitas tanda-tanda kelahiran tidak sama pada setiap hewan.
Pada sapi, terjadi relaksasi bagian servik terutama ligamentum sacrospinosum dan tuberosum, yang akan menyebabkan urat daging diatas pelvis mengendor, Jika diraba urat daging di kanan dan kiri pangkal ekor terasa kendor dan lunak. Relaksasi urat daging pangkal ekor sekali-sekali disertai dengan kenaikan pangkal ekor, vulva menjadi lebih bengkak, kelenjar ambing membengkak edematous, kolostrum sudah diproduksi yakni cairan dari kelenjar ambing yang kental berwarna kekuningan. Selain tanda-tanda diatas, terjadi perubahan pada lendir servik dan pembukaan servik. Pada kebuntingan tua, lendir servik bersifat serous. Pada 3 – 4 hari menjelang partus, lendir servik menjadi lebih banyak volumenya dan bersifat cair. Pembukaan servik dapat diikuti dengan memasukkan jari ke dalam lumen servik.
Pada kuda, ligamentum sacrospinosum et tuberosum juga mengalami relaksasi tetapi tidak terlihat karena urat daging sekitar pangkal ekor sangat tebal. Vulva tidak edematous hanya lunak, lendir servik tidak berlebihan seperti pada sapi, pembesaran kelenjar ambing tampak pada kebuntingan 7 atau 8 bulan. Dua atau tiga hari sebelum partus kolostrum sudah mulai menetes.
Pada domba dan kambing hampir serupa dengan sapi tetapi pembengkaan kelenjar ambing tidak nampak jelas, lendir servik tidak sebanyak pada sapi. Babi, kucing dan anjing juga menunjukkan gejala yang sama hanya pada saat mau melahirkan akan mencari tempat yang tenang dan membuat sarang.

Teori Mulai Terjadinya Proses Kelahiran:
Akibat dari proses pendewasaan foetus sehingga mengakibatkan peningkatan volume foetus sehingga bertambah besar mengakibatkan foetus mengalami stress dalam uterus yang kapasitasnya terbatas yang akhirnya berakibat keluarnya ACTH anak kemudian akan mengakibatkan keluarnya hormon mineralo glucocorticoid dari supra adrenal anak. Hormon ini memacu kontraksi myometrium di mana sebelumnya memang nilai ambangnya sudah menurun akibat penurunan kadar progesteron dan meningkatnya estrogen. Imbangan kedua hormon ini akan memekatkan reseptor hormon oxitoksin yang ada dalam aktin myocin otot uterus. Kontraksi uterus yang semakin kuat ini juga terjadi akibat potensiasi dari keluarnya prostaglandin F2α dari placenta maternal.
Akibat dipermudah oleh kerja hormon relaxin yang dikeluarkan oleh ovarium sejak kebuntingan 7 bulan maka otot dan ligamenta sekitar pinggul menjadi kendor, efek kerja sejumlah hormon yang disebutkan di atas yang mengakibatkan kontraksi uterus dan selanjutnya menjadi pecahnya dan keluarnya cairan amnion (ketuban) maka meluncurlah foetus keluar.

Proses Terjadinya Kelahiran :
Ada 3 faktor yang berkait langsung untuk terjadinya kelahiran yaitu [a]. kekuatan kontraksi uterus, otot perut dan diaphragma, [b]. Foetus, [c]. Saluran kelahiran.

1. Kekuatan kontraksi uterus, otot perut dan diaphragma.
Akibat penurunan hormon progesteron, peningkatan hormon estrogen, PGF2α dan hormon oxytoxin mengakibatkan kontraksi otot myometrium 90% mengakibatkan terjadinya kelahiran. Jenis kontraksi uterus adalah secara peristaltik yang dimulai dari apex kornua yang berisi foetus menuju ke bagian kaudal hingga hingga ke servik uteri. Pada saat pengeluaran foetus terjadi peningkatan pengeluaran oxytocin yang mencolok dari hypofisa posterior induk akibat adanya distensi (regangan) oleh foetus yang mengakibatkan kontraksi myometrium. Sedangkan kontraksi otot abdomen dan diphragma hanya berbperan 20%.

Pada anjing kontraksi terjadi mulai pada bagian yang ada foetus dan terjadi peristaltik menuju daerah servik uterus sehingga mmengakibatkan isi foetus pada satu kornua dan kemudian baru beralih pada isi kornua yang sebelahnya sehingga jarak antar keluarnya foetus anjing lebih lama.
Pada babi : biasanya kelahiran foetus akan terjadi lebih cepat frekuensinya karena 2 atau 3 foetus dapat dikeluarkan dalam waktu yang berturutan.

2. Foetus :
Anak memegang peranan kedua pentingnya dalam terjadinya kelahiran, karena tanpa regangan anak niscaya kontraksi uterus akan sangat lemah atau tidak terjadi. Sebagai contoh : foetus yang sudah mati dalam uterus monotokus akan lebih sering tetap disimpan dalam uterus daripada dikeluarkan sendiri oleh induk. Sehingga setiap kasus ini baik mummifikasi, maceratio foetus diperlukan pertolongan penyuntikan gabungan estrogen oxytocin ataupun dengan PGF2α saja.


3. Saluran kelahiran/alat kelamin :
Karena adanya beberapa kelainan seperti tumor, kelainan pembukaan servik uteri atau saluran kelaminnya terlalu kecil, semuanya akan tidak mempermudah keluarnya foetus dari rahim. Sehingga dala kerlahiran yang normal saluran kelamin yang normal juga sangat menunjang akan terjadinya kelahiran normal.



Proses kelahiran dapat dibagi menjadi tiga tahap (stadium), yaitu tahap permulaan atau tahap persiapan dan tahap pengeluaran fetus dan plasenta (perejanan/labor).

Proses kelahiran dapat dibagi menjadi 3 stadium kelahiran yaitu:
Stadium I :
Stadium ini dicerminkan oleh adanya konstrisi perut dan rahim yang mula-mula lemah dengan frekuensi jarang dan amplitudo pendek jarang tapi secara berangsur-angsur meningkat kekuatannya frekuensi memendek dengan amplitodo juga memanjang, dengan permulaan frekuensinya setiap 15 menit. Pada sapi 1 – 2 jam sebelum melahirkan kontraksi menjadi setiap 2,5 menit. Akibat kontraksi peristaltik ini dan pelembekan dan pembukaan servik uteri yang dipengaruhi oleh hormon relaxin yang dikeluarkan oleh ovarium kurang lebih sejak umur kebuntingan 7 bulan mengakibatkan terjadinya dilatasi cervix uteri. Jadi pembukaan servik itu disebabkan oleh relaxasi pasive dan kemudian didorong oleh kontraksi dan tekanan yang kuat dari myometrium. Pembukaan servik uteri ini terjadi dari belakang ke depan, dan pembukaan ini tidak dipengaruhi oleh tekanan hydrolik yang datang dari cairan allantochorion.
Kontraksi peristaltik myometrium yang datangnya secara reguler sehingga mengakibatkan servik uteri terbuka, inilah yang disebut dengan “stadium I kelahiran”. Pada saat ini secara fisiologi terjadi kolik ringan pada induk yang ditandai oleh peningkatan rasa kegelisahan, nafas dan denyut nadi meningkat, tetapi suhu tubuh turun satu derajat. Semuanya ini adalah tanda-tanda dari rasa sakit saat permulaan akan melahirkan.
Akibat kontraksi myometrium dan dilatasi servik uteri mengakibatkan meregangnya hubungan placenta maternal dan placenta foetalis, dan sel yang paling superficial mengalami degenarasi lemak pada semua hewan yang memiliki jenis placenta decidua, mengakibatkan terjadinya pemisahan sedikit placenta yang dicerminkan oleh adanya pendarahan dari vagina. Hal ini pada induk akan mulai mnengalirkan darahnya lebih banyak de dalam kelenjar mammae. Sebaliknya pendarahan yang banyak waktu pemisahan placenta sehingga mengurangi darah ke kelenjar mammae, diperlukan suntikan oxytocin 30-60 IU.im. Pada stadium ini pula, anak kuda dan anak anjing terjadi rotasi anak dari posisi ventral menjadi posisi dorsal, sementara kaki depan, kepala dan leher mulai mengadakan extensi. Rotasi ini juga terjadi pada anak sapi dan anak domba, hanya sekali sekali perlu bantuan karena diikuti oleh adanya posture (pembengkokan). Selain pembukaan servik uteri akibat pengaruh hormonal juga dipengaruhi oleh lutut anak yang membengkok menekan endometrium, selanjutnya dalam 30 menit saja bila regangan anak berjalan normal phalanx dan kuku dudahh ditemukan dalam servik uteri. Waktu lamanya sradium I kelahiran ini berkisar 3 – 6 jam yang dapat dideteksi melalui palpasi dengan jari tangan pervaginal untuk memeriksa pembukaan.
Stadium II :
Pada hewan monotokus, pada waktu periode pengeluaran foetus inilah disebut dengan “Stadium II Kelahiran”. Sedangkan pada hewan politokus selain pengeluaran foetus, pengeluaran placentanya juga termasuk di dalam stadium II kelahiran. Jadi stadium II dan stadium III kelahiran pada politokus digabungkan menjadi satu.
Pada akhir stadium I kelahiran akibat regangan dan geseran dari foetus dalam uterus mengakibatka reflex kontraksi secara bersama-sama otot abdomen yang disebut dengan mengejan (straining). Daya rejan abdomen ini bersama-sama dengan kontraksi uterus yang berlangsung 4 – 8 kali dalam 10 menit. Akibat dorongan hidrolik ke arah belakang, maka allantochorion akan pcah dan tampak adanya cairan serupa urine keluar dari vulva. Sedangkan kantong amnion pecah akibat regangan foetus bersama-sama adanya pengeluaran oxytocin yang meningkat lagi sehingga kontraksi myometrium bertambah kuat dan dorongan ke belakang semakin kuat yang dibantu oleh otot-otot perut mka akan tampak keluar dari vulva cairan ketuban “water bag”, sehingga dengan kontraksi yang berlanjut mengakibatkan kaki-kaki foetus muncul di antara cairan ketuban. Keadaan ini tidak selalu terjadi, karena kadang-kadang kaki foetur tak mampu merobek kantong amion, sehingga kaki foetus muncul masih dalam keadaan terbungkus oleh selaput amnion. Keadaan ini bisa pecah bila bagain scapula/pinggul foetus melewati pelvis inlet. Bila keadaan ini berlangsung terus sampai kaki depan dan kepala tampak di vulva juga belum terjadi perobekan selaput amnion, perlu segera dilakukan pertolongan dengan merobek selaput amnion terutama yang berada daerah moncong. Segera hidung anak dibersihkan dari lendir yang melekat. Hal ini sangat berbahaya lebih-lebih semua hubungan placenta sudah lepas tetapi hidung anak belum punya kesempatan untuk menghirup udara sehingga mengakibatkan foetus mati karena aspkesia karena anoxia.
Demikian pula sapi atau hewan lain (monotokus) yang lahir masih dibungkus oleh selaput dan cairan amnion, secepatnya diperlukan pertolongan dengan merobrk selaput amnion membersihkan hidung, biasanya akan diikuti tarik nafas yang pertama kali oleh paru-paru anak.
Pada kuda, sapi dan domba bila anaknya satu (Uniparous = monotokus), foetus biasanya dilahirkan dalam presentasi anterior, posisi dorsal dan tidak ada posture. Tetapi walaupun demikian hanay sejumlah kecil kelahiran terjadi dalam situs posterior, posisi deorsal tanpa ada pembengkokan. Pada politokus (babi, anjing) 30% anak-anaknya dilahirkan secara normal dalam situs posterior. Lama stadium II kelahiran ini pada kuda 10-30 menit, sapi 30 menit - 4 jam dan babi 1 - 4 jam.

Stadium III Kelahiran :
Setelah keluarnya foetus dari vulva dan lahir, maka proses mengejan (straining) berangsur-angsur berhenti, hanya kadang-kadang saja tampak mengejan akibat peristaltik uterus dan kontraksi abdomen disertai dengan posisi sedikit merendahkan bagian tubuh posterior seperti akan mau jongkok (squating) untuk mengeluarkan selaput foetus (plasenta). Pasa saat mengeluarkan plassenta inilah disebut dengan “stadium III kelahiran”. Pada monotokus gelombang peristaltik uterus saat ini berasal dari ujung kornua uteri menuju ke aboral sepertinya menyapu sisa selaput foetus dalam uterus dan membuka kripta endometrium agar villi chorion yang tertanam bisa terlepas. Pada saat ini pula selaput membran allantochorion dari aspeksnya tergulung terbalik ke bawah sehingga villi chorion tertarik dan lepas dari kripta endometrium. Bila massa sisa selaput foetus menyumbat pada daerah pelvis maka secara refleks akan terjadi kontraksi abdomen untuk bersama-sama peristaltik dan kontraksi uterus untuk mengeluarkan selaput foetus tersebut. Pada sapi tampak bagian-bagian dipermukaan alantochorion terdapat cotiledon tersebar di sebagian besar permukaannya.
Pada politokus : anjing dan babi tidak terdapat stadium III kelahiran karena selaput foetus dikeluarkan hampir bersamaan dengan pengeluaran foetus secara silih berganti. Stadium III kelahiran ini pada kuda rata-rata akan berakhir dalam 1 jam dan 6 jam pada sapi.

Kuda :
Pada umumnya, kebanyakan mammalia tanda-tanda akan segera melahirkan dapat dilihat adanya hipertrofi kelenjar ambing dan adanya massa mengeju bila dipijat dari puting. Pada kuda bila sudah mulai ada stadium I, akan berkeringat di daerah ketiak hingga pada hingga pada daerah flank. Berkeringat ini timbul 4 jam sebelum melahirkan dan terus meningkat hingga terjadinya kelahiran. Suhu badan sedikit subnormal yang berkisar 36,5 – 37oC.
Pada stadium pertama ini tampak kuda menjadi gelisah, berputar-putar sekeliling tempat pakan, ekor sering diangkat ke atas dan digerakkan ke arah kanan-kiri, kaki menendang bagian perut, diikuti kegelisahannya dengan berdiri di atas kedua lutut atau dada atau berbaring di atas fossa peralumbal. Stadium ini akan diakhiri degan robeknya selaput allantochorion dan keluarnya cairan allantois yang menyerupai urine dari vulva.
Stadium II kelahiran terjadi sangat cepat, yang khusus ditandai dengan tampak keluarnya amnion dan kontraksi yang kuat dari uterus dan abdomen. Segera setelah proses mengejan dimulai induk kuda berbaring terlentang hingga anak kuda dapat keluar. Warna cairan amnion (ketuban) putih kebirua-biruan tampak di vulva segera akan diikuti oleh keluarnya kaki-kaki anak kuda tersebut, kemudian disusul oleh tubuh bagian belakang dalam waktu yang cukup singkat. Setelah anak keluar, biasanya induk masih berbaring sekitar 30 menit di tanah.
Pada saat lahir tali umbilikalis anak kuda utuh keluar, tetapi setelah beberapa saat akibat pergerakan induk atau anaknya lalu putus 5-8 cm dari pusar. Lahir dengan anak kuda masih terbungkus oleh salaput amnion bisa terjadi, tetapi kemudian akibat gerakan anggota gerak depan anak dan kepala selaput amnion itu bisa robek. Kalau tidak robek pertolongan cepat diperlukan agar tidak terjadi aspexia.
Pengeluaran selaput foetus bisa terjadi 30 menit, tapi rata-ratanya 1 jam setelah anak lahir. Pada saat pengeluaran selaput foetus ini tidak ada tanda-tanda straining seperti yang tampak pada sapi.

Sapi :
Tanda-tanda segera melahirkan pada sapi dapat dilihat sejak 7-8 bulan adanya pelembekan ligamenta, sachroischiadica dan vulva mulai oedematus. Sebelum itu juga sudah mulai tampak penurunan hingga berhenti produksi susunya yang dimulai sejak 6-7 bulan kebuntingan. Lalu air susu berubah kekuning-kuningan seperti madu, lalu menjelang 2 minggu kelahiran produksi berubah lagi menjadi putih kemerah-merahan yang banyak mengandung massa seluler dan antibodi yang disebut dengan “kolostrum” : 2-3 hari sebelum melahirkan terjadi penurunan suhu tubuh 0,6oC. Pada beberapa sapi dengan produksi bagus, produksi air susu ini tanpa berhenti walaupun sudah menjelang kelahiran.
Stadium I kelahiran pada sapi ini juga bervariasi lamanya tergantung akan heifers, premi-parous ataupun pluriparous yang akan beranak. Pluriparcus biasanya akan mengambil waktu lebih cepat dibandingkan heifers (premigravida) atau premiparous. Rasa sakit perut pada stadium I dicerminkan oleh tanda-tanda gelisah, melihat-lihat bagian flank, akan berlangsung selama 24 jam sebelum servik uteri terbuka dengan sempurna. Stadium ini akan berakhir dalam waktu 6 jam. Tanda-tanda di luar apa yang disebutkan diatas kadang-kadang bisa terjadi seperti mengejan, berguling-guling, berbaring pada stadium I tapi sekali lagi kasus ini pada sapi sangat jarang. Pada umumnya suhu badan normal, tapi pulsus meningkat menjadi 80-90/menit. Garis demarkasi antara stadium I dan stadium II pada sapi tidakbegitu jelas tampak dari gejala klinis deperti kuda.
Stadium II pada sapi proses mengejan tidak begitu intensif seperti pada kuda sehingga terjadi lebih panjang pada saat kepala anak melewati pelvis dan kaki depan tampak di vulva lebih banyak induk masih berdiri, tetapi setelah scapula mau melewati pelvis inlet biasanya induk berbaring hingga anak keluar. Waterbag juga mempunyai peran utama cepat tidaknya foetus dapat lahir. Stadium ini akan bervariasi antara 30 menit hingga 4 jam, dengan 20% kasus kelahiran pada sapi akan masih terbungkus oleh amnion. Suhu badan pada stadium ini meningkat hingga menjadi 39,5-40oC dengan pulpus 100 atau lebih/menit.

Anjing ;
Tanda-tanda segera akan terjadi kelahiran pada anjing akan ditandai oleh tingkah laku anjing tersebut yang berupaya membuat sarang untuk melahirkan. Pada anjing pertama kali beranak (premigravida) proses laktasi akan terjadi bersamaan segera setelah melahirkan. Tetapi pada anjing yang sudah berkali-kali beranak (multi gravida), tetes air susu sudah mulai tampak beberapa hari sebelum beranak. Terjadi penurunan suhu badan hingga 1,2oC dalam 24 jam sebelum melahirkan. Pada stadium I pada anjing ini tidak ada yang spesifik secara umum dapat dilihat induk gelisah dan tidak bisa membedakan macam makanan dan tak mau makan, serta tanda terengah-engah semakin meningkat.
Stadium II ditandai dengan mulai timbulnya gejala mengejan, dia lebih sering berbaring di atas mammae, tapi kadang-kadang berdiri mengitari tempat sarangnya sambil mengejan. Water-bag mulai tampak di antara kedua labia akan dipecah oleh induk dengan cara menjilat secara keras pada vulva. Pengeluaran kepala foetus anak anjing merupakan usaha straining yang paling kuat. Satu ekor foetus telah lahir maka akan diikuti dengan mulus kelahiran foetus berikutnya. Satu ekor anak biasanya akan memanfaatkan 10 sampai 60 menit pada kelahiran normal. Kelahiran yang terjadi secara normal 40% dalam situs posterior. Tali pusar biasanya utuh waktu lahir, dan segera diputus oleh induk dengan cara mengigitnya. Kontraksi untuk mengeluarkan foetus berikutnya terjadi 30 menit kemudian, tapi kadang-kadang bisa terlambat menjadi 1-2 jam berikutnya baru kontraksi untuk mengeluarkan foetus berikutnya muncul kembali.
Waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan foetus pada stadium II ini tergantung akan jumlahnya anak. Jumlah foetus 4-8 akan memerlukan waktu rata-rata 6 jam dan bila foetus 10 sampai 10-14 ekor akan membutuhkan waktu hingga 12 jam. Selaput foetus biasanya akan dikeluarkan bersam-sama atau segera setelah foetus yang terakhir keluar. Waktu pengeluaran selaput foetus paling lama yaitu 24 jam setelah foetus terakhir keluar.
Jadi secara jelas bila proses kelahiran akan terjadi pada anjing akan timbul tanda-tanda adanya discharge berwarna hijau gelap ( seperti cairan fesica felia) dari kemaluannya. Ini akibat pecahnya atau merenggangnya hubungan placenta maternal dan placenta foetalis.

Domba dan Kambing :
Terjadinya kelahiran pada domba dan kambing sangat mirip dengan sapi, hanya hewan-hewan ini sering melahirkan anak kembar, triple atau anak kembar 4. Stadium II kelahiran pada hewan ini 72% akan sudah lengkap dalam waktu 1 jam, tetapi hewan ini akan menyelesaikan seluruh proses kelahiran ini dalam waktu 2-3 jam dan 95% anak yang lahir dalam situs anterior.

B a b i :
Babi yang segera akan melahirkan, tanda-tanda umum seperti perut besar, pembengkakan ambing biasa ditemukan. Induk akan berbaring pada salah satu sisi badannya. Gejala lain juga tampak dalam 24 jam akan melahirkan adanya kegelisahan yang ditujukan dengan gejala tidur/bangun silih berganti akibat adanya rasa sakit untuk pengeluaran foetus yang anak yang pertama. Pada saat pengeluaran foetus, induk selalu akan berbaring pada satu sisi lateral dari tubuhnya.





FISIOLOGI PUERPERIUM

Puerperium adalah periode waktu dari organ genetalia diperlukan kembali seperti sebelum terjadi kebuntingan.

Perubahan endokrin setelah kelahiran :
Hampir semua hormon yang berkadar tinggi pada saat kebuntingan menurun dengan drastis mencapai kadar basal setelah 24 jam kelahiran. Hormon progesteron dan estrogen yang diproduksi selain oleh corpus luteum juga oleh plasenta maternal tampak menurun dengan drastis akibat regresi Cl dan regresi plasenta maternal. Tetapi oxytocin menurun belakngan setelah kedua hormon tersebut terlebih dahulu karena masih dibutuhkan oleh uterus untuk mengeluarkan plasenta, peristaltik uterus untuk mengadakan involusi, pengeluaran lochia, vasokontriksi pembuluh darah endometrium dan menstimulir keluarnya air susu (milk let down). Sebaliknya secara dramatis terjadi peningkatan hormon, glucocorticoit, mineralocorticoid, insulin dan prolaktin (PRL) untuk produksi air susu. Pada sapi dengan produksi air susu tinggi juga akan mengakibatkan kadar PRL lebih tinggi daripada sapi yang memproduksi air susu sedikit.

Uterus :
Dalam waktu 24 jam uterus yang sudah ditinggal oleh foetus bervolume setengah dari waktu sedang bunting. Karena terjadi atrofi dan pemendekan serat otot myometrium dari ukuran 750 um menjadi 400 um. Berat uterus juga berubah dari 10 kg pada saat melahirkan menjadi 1 kg dan 0,7 kg masing-masing pada 25 dan 50 pp. Uterus kembali dalam kapasitas tidak bunting meembutuhkan waktu 4-5 minggu tetapi secara histologi, otot endometrium menjadi normal dalam waktu 50 hari postpartum pada sapi. Kembalinya uterus secara anatomis dan histologis ke keadaan tidak bunting ini disebut dengan “involusio uteri” (Mahaputra, 1983).

Lochia :
Karunkula endomtrium pada sapi telah regresi mulai hari ke 5 postpartum, proses perontokan karantula sisa cairan amnion, cairan mukus, sisa darah dan sisa rontokan kotiledon berada dipermukaan uterus berwana krem kemerah-merahan. Akibat peristaltik ritmis uterus sisa-sisa tadi yang dikenal dengan “lochia” akan dikeluarkan secara fisiologis dalam 2-3 minggu postpartum pada sapi. Tetapi pada kasus akibat buruk dari tekanan negatif postpartummengakibatkan kotoran yang ada kuman seperti Haemolitik Streptococcus, Stafilococcus dan E. Coli pada mammilia dan ditambah dengan Coryne bakterium pyogenes sering mengakibatkan infeksi selaput foetus sehingga terjadi retensi placenta. Sedangkan kalau placenta sudah keluar sering mengakibatkan terjadinya endometritis yang berkembang menjadi pyometra. Akhirnya discharge/glucea yang seharusnya keluarberbau amis dan warna kemerah-merah berubah berbau busuk dan berwarna putih seperti susu karena telah berubah jadi nanah. Akibatnya proses involusio uteri juga akan diperanjang 1-3 kali siklus birahi tergantung berat tidaknya, diobati atau tidak infeksi tersebut.

Pengobatan kasus pyometra ini dilakukan :
Irigasi uterus dengan lugol 2% (1 Lt air hangat), Oxytetracycline (Tetramycin 20 ml) (1g) setiap 2 selama 7 hari (Mahaputra, 1986-1992). Bila disertai peningkatan suhu tubuh, maka juga disertai dengan suntikan Oxytetracycline 5 ml/kg BB selama 4 hari setiap hari. Bolus vaginal 2 butir selama 3 hari.

Servik uteri :
Waktu sedang bunting pada kebanyakan mammlia 1 jari kelingkingpun atau pun insemination gun tidak bisa masuk ke dalam canalis cervicalis. Saat melahirkan lubang servik itu akan membuka secara hormonal oleh hormon relaxin sehingga mengakibatkan relaxasi, dan secara mekanik akibat ada dorongan uterus yang berisi foetus ke aboral sehingga mengakibatkan pembukaan sedemikian besar sesuai dengan diameter foetus.
Selanjutnya, pada periode postpartum 48 jam tangan sudah tidak dapat masuk melewati canalis cervicalis, paling hanya bisa 3 jari yang masih bisa masuk. Tetapi bil terjadi retensi lasenta apalagi disertai oleh sebagian plasenta di dalam uterus, melewati canalis dan di luar cervik uteri, proses pengecilan cervik uteri ini terhambat, bahkan hingga 5 hari pp servik uteri dapat dimasuki oleh tangan.

Kelenjar Susu/Ambing/Mammae :
Ambing yang sudah tampak membengkak secara fisiologis saat kebuntingan umur 6 bulan pada sapi premigravida dan 7-8 bulan pada pluriparous terus akan mengkonsolidasi pembesarannya akibat sirkulasi darah yang semakin banyak ke daerah ini setelah foetus lahir. Produksu segara akan terjadi apalagi diikuti oleh isapan drai anak. Dalam periode 1 minggu pertama air susu tersebut akan berbau sangat amis dan berwarna putih kemerah-merahan bisa diteliti, dieri akar pepaya mempercepat eritrosit menurun dalam colustrum. Pada periode ini air susu banyak mengandung lemak, protein, mineral dan sedikit laktose. Serta banyak mengandung antibodi yang dikenal dengan colustrum. Air susu pada periode inilah yang sangat penting untuk anak sapi (pedet) karewna selain pada saat intra uterin mendapat antibodi, maka saat minum colustrum juga dapat ditranmisikan antibodi induk ke anak sehingga akan kebal terhadap ganggauan beberapa jenis penyakit. Produksi air susu selanjutnya secara bertahap meningkat hingga mencapai produksi maksimum pada 9-10 minggu postpartum dan selanjutnya dipertahankan dalam 2-3 bulan berikutmya.
Pada sapi yang menyususui anaknya (terutama pada sapi potong) kembalinya birahi pp akan lebih panjang dari pada sapi yang diperah. Selain itu intensitas menghisap ambing dan frekuensi pemerahan masing-masing yang semakin kuat dan sering juga mengakibatkan birahi ddan ovulasi postpartum juga akan semakin terhambat. Hal ini disebabkan oleh produksi PRL dan corticosteroid yang menghambat produksi hormon gonadotropin ( FSH & LH ). Birahi pertama postpartum, tetapi pada sapi potong yang menyusui birahi pertama terjadi 90-120 hari postpartum, bahkan lebih pada sapi-sapi yang rawan akan pakan.



Mekanisme pembentukan air susu:
Air susu mirip dengan plasma darah dengan penambahan dan pengurangan unsur pembentuknya. Produksi 1 bagian volume air susu pada sapi yang berproduksi tinggi dibuat dari 500 bagian volume darah yang melewati a. pudenda interna, sedangkan pada sapi yang berproduksi rendah 1 bagian volume dibentuk dari 1000 bagian volume darah.
Komposisi utama air susu : 1. lemak 3. lactose
2. protein 4. air
Ketiga bagian yang disebut terdahulu dibentuk di dalam epithel alveoli kelenjar susu dsan komponen pelengkap berupa :
- vitamin - immunoglobulin
- mineral - hormon
Gambar 12. Produksi air susu dari serum darah dalam sel alveoli mammae.

Yang masuk secara selektif ke dalam alveoli melewati a. pudenda externa vitamin dan mineral dalam air susu didapatkan sama seperti apa yang ada dalam darah. Lemak susu dalam bentuk triglycerida dibentuk oleh endoplasma reticulum dalam epithel alveoli kelenjar susu melalui proses microtubulus dan microfilament kemudian masuk ke rongga alveoli dalam bentuk tetesan lemak. Protein susu dibentuk oleh badan golgi epithel alveoli kelenjar susu, dengan proses membentuk granula yang menggelembung dalam badan golgi lalu berfusi dengan selaput sel, selanjutnya masuk rongga alveoli dalam bentuk granula protein (Hafez, 1980). Hormon yang ada dalam air susu terutama hormon steroid akan mengalami difusi langsung ke dalam air susu karena adanya perubahan kadar dalam darah lebih tinggi kemudian menuju air susu. Dengan demikian untuk pemeriksaan hormon steroid yang umumnya mempunyai berat molekul lebih kecil dibandingkan hormon glycoprotein dalam pemeriksaannya dapat dipakai speciment yang berasal dari air susu. Tetapi kadarnya harus dipertimbangkan karena steroid umumnya larut dalam lemak, sehingga kadar hormon tersebut akan sangat tinggi pada air susu penuh (whole milk), dan hampir sama dengan plasma pada skim milk.

Tabel V. Komposisi kolostrum dan bagian air susu sapi Friesian
Komposisi

Hari I
(%)

Kolostrum
Hari II & III
(%)
air susu
(%)
Lemak
Bahan padat bukan lemak
Protein
Imunoglobulin
Lactosa
6
22,3
18,8
13,1
2,5
3,5
12,5
7,5
1,0
4,0
3,5
8,8
3,25
0,09
4,6
(Morrow, 1980)
Untuk tujuan konsumsi menurut kebutuhan bisa dipertimbangkan akan komposisi air susu tiap spesies sehingga dapat memenuhi akan kebutuhan tersebut. Sebagai contoh orang dewasa yang sudah berumur 40 tahun ke atas hendaknya mengurangi konsumsi lemak. Sebaliknya protein yang dibutuhkan lebih tinggi, maka air susu kuda sangat disarankan. Sebaliknya anak-anak yang sedang tumbuh dan banyak membutuhkan lemak selain susu ibu, dapat disuplementasi dengan susu biri-biri atau kerbau.
Tabel VI. Komposisi air susu dari berbagai spesies
Mamalia
Lemak
(%)
Kasein
(%)
Dadih
(%)
Lactosa protein
(%)
Abu
(%)
Bahan padat total
(%)
Sapi
Kerbau
Kambing
Biri-biri
Kuda
3,7
7,4
4,5
7,4
1,9
2,8
3,2
2,5
4,6
1,3
0,6
0,6
0,4
0,9
1,2
4,8
4,8
4,1
4,8
6,2
0,7
0,8
0,8
1,0
0,5
12,7
17,2
13,2
19,2
11,2
Sumber : Chandan RC., 1982.